Bagas Kurnia Prasetyo Hi! I'am Interior Designer @ Ruangarsitek, Senang belajar banyak tentang bisnis & properti. Lover of food, games, words, and cat.

Ikuti saya di:        

Artikel ini dibuat oleh tim konten Ruangarsitek. Jika ingin update referensi tentang desain rumah silahkan ikuti disini ruangarsitek.id.

Rumah Adat NTB

4 min read

Rumah Adat NTB

Provinsi NTB selain menyuguhkan keindahan alamnya juga punya budaya yang tak kalah menarik.

Masyarakat yang mendiami provinsi kepulauan ini punya banyak budaya, termasuk bagaimana mereka membangun rumah adat.

Kamu harus tahu bahwa setidaknya ada 7 rumah adat NTB yang tersebar di berbagai wilayah di sana.

Masing-masing suku asli NTB biasanya punya rumah adatnya sendiri.

Mereka membangun hunian yang cocok dengan lingkungan di mana mereka tinggal, mulai dari daerah bantaran sungai, pesisir, hingga daerah pegunungan.

Karakteristik rumah-rumah adat ini sangat menarik untuk kamu kenali sebagai warisan budaya. Berikut penjelasannya secara lengkap:

7 Nama Rumah Adat NTB

1. Rumah Adat NTB Dalam Loka

Rumah Adat NTB Dalam Loka
kompasiana.com

Rumah adat apa yang paling dikenal masyarakat luar?

NTB punya rumah Dalam Loka. Rumah ini bisa dibilang sebagai salah satu ikon budaya provinsi NTB. Rumah Dalam Loka adalah rumah adat warisan budaya dari para raja Sumbawa.

Tentu saja, letak rumah ini bisa kamu temukan di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Masyarakat biasa menyebutnya Loka Samawa atau Dalam Loka.

Karena masyarakat Sumbawa mayoritas beragama Islam, maka rumah adat ini juga lekat sekali dengan nuansa arsitektur Islam.

Nama “Dalam Loka” sendiri ternyata punya arti “istana dunia”. Nama ini memang diberikan karena dulunya Dalam Loka adalah rumah bagi para raja di Sumbawa. Rumah ini juga punya fungsi lain yaitu sebagai pusat pemerintahan kerajaan.

Nuansa agama Islam dalam rumah Dalam Loka begitu kental. Jika berkunjung ke rumah ini, kamu bisa melihat tiang yang berjumlah 99 buah. Jumlah ini memang diambil dari Asmaul Husna.

Rumah ini terdiri dari tiang-tiang, lho.

Bayangkan betapa kuatnya sebuah rumah besar yang ditopang hampir oleh 100 tiang ini. Uniknya lagi, tiang-tiang tersebut dibagi menjadi 2 lajur dan dinamakan Bala Rea.

Bala Rea biasa juga disebut dengan graha besar.

Ruangan ini memang dari segi arsitekturnya sangat megah dan bisa dihuni banyak anggota kerajaan pada masa itu.

Bala Rea bahkan memiliki beberapa ruang tersendiri seperti:

  • Ruang Dalam (sebelah timur) khusus digunakan sebagai kamar bagi putri dan pangeran yang sudah menikah.
  • Ruang Dalam (barat) digunakan untuk mushola keluarga kerajaan.
  • Ruang Dalam (utara) khusus digunakan sebagai kamar permaisuri dan dayang istana.
  • Lunyuk Agung (seperti pendapa) di bagian depan untuk pertemuan dan musyawarah.
  • Lunyuk Mas yang posisinya tepat di samping Lunyuk Agung. Ruangan ini bisa digunakan oleh istri pejabat dan permaisuri saat sedang berlangsung acara kerajaan.
  • Ruang sidang yang lokasinya tepat berada di belakang. Ruangan ini digunakan untuk sidang dan juga ada sudut untuk tempat tidur dayang kerajaan.
  • Bala Bulo yang digunakan sebagai area bermain putri dan pangeran.
  • Kamar mandi yang ada di luar ruang utama.

2. Rumah Adat Bale Bonder

Rumah Adat Bale Bonder
badilahtourandtravel.com

Nah, selain rumah adat yang jadi istana raja, kamu juga harus tahu yang lainnya. Kamu harus melihat Bale Bonder. Sebenarnya rumah adat jenis Bale ada beberapa.

Bentuknya mirip, namun punya filosofis dan kegunaan yang berbeda. Bale Bonder atau yang biasa dikenal luas dengan rumah Bale saja ini bisa kamu temukan di Pulau Lombok.

Rumah Bale dimiliki oleh suku Sasak. Kalau kamu sedang berlibur di Pulau Lombok, biasanya tour guide akan mengajak mampir ke desa suku Sasak.

Pemukiman suku Sasak tepatnya ada di Dusun Sade, Desa Rembitan, Kabupaten Lombok Tengah.

Desa wisata ini bahkan bisa membuat kamu terpana karena masih menjaga adat budaya tradisional nenek moyang mereka.

Salah satu bentuk budaya yang masih lestari adalah Bale Bonder.

Rumah ini begitu khas terutama bagian atapnya. Bale Bonder sekilas terlihat seperti jamur dan atapnya terbuat dari daun rumbia yang dikeringkan.

Bagian atap ini lebih besar dibandingkan tinggi dindingnya, bahkan biasanya orang harus membungkuk dulu untuk bisa masuk ke dalam rumah Bale ini.

Dinding rumah adat ini biasanya menggunakan material pelepah daun yang dianyam. Ada juga yang menggunakan papan kayu.

Rumah Bale punya bentuk yang seragam. Atapnya menyerupai prisma dan berwarna abu-abu tua. Kalau kamu menginap di sana, mungkin akan sedikit kebingungan membedakan rumah mana yang ditempati sebelumnya.

Suku Sasak punya aturan sendiri dalam membangun rumah ini. Anggota suku tidak ada yang berani melanggar ketentuan karena dipercaya akan membawa takdir buruk.

Suku Sasak juga punya Bale Bonder dengan ukuran besar. Rumah ini dilengkapi dengan selasar luas yang dimanfaatkan para wanita Sasak untuk menenun kain.

3. Rumah Adat Bale Lumbung

Rumah Adat Bale Lumbung

Ada satu lagi rumah adat yang tak kalah unik dari suku Sasak. Nama rumah ini adalah Bale Lumbung yang mempunyai bentuk yang unik, terutama di bagian atapnya.

Rumah ini dibangun dengan desain panggung, tapi tiangnya tidak terlalu tinggi. Sedangkan atapnya menjulang tinggi membentuk gambar kubah lancip.

Rumah Bale Lumbung ternyata tidak boleh dibangun sembarangan. Kamu harus membuat jarak antara atap dengan tanah setidaknya 1,5 – 2 meter.

Dinding rumahnya sendiri berbentuk hampir bulat dengan diameter sekitar 2 meter. Atap rumah Bale Lumbung dibuat dari daun rumbia keringa yang  disusun serapat mungkin agar tidak bisa ditembus air hujan dan panas.

Uniknya meskipun rumah ini terlihat kecil mungil dari luar, tapi bagian dalamnya jauh lebih lega. Rumah ini terdiri  dari 2 lantai, kamu bisa memasak di lantai pertama dan istirahat di lantai kedua.

Satu rumah Bale Lumbung dihuni oleh 1 keluarga. Rumah ini dibangun berjajar dalam sebuah pemukiman suku Sasak dengan model yang seragam.

4. Rumah Adat Berugaq Sekenam

Rumah Adat Berugaq Sekenam

Sudah tak asing kan dengan gazebo? Nah, ternyata masyarakat NTB juga punya versi gazebonya sendiri. Namanya adalah Berugaq Sekenam.

Bentuknya memang benar-benar mirip dengan gazebo yang biasa dijumpai di taman, tapi fungsinya jelas berbeda. Berugaq Sekenam adalah rumah panggung yang tidak begitu tinggi.

Nama “Sekenam” sendiri punya arti saka enam. Rumah ini memang punya 6 tiang penyangga. Uniknya lagi, rumah ini tidak menggunakan dinding pembatas sama sekali.

Bagian atap rumah Sekenam ini menggunakan daun ilalang yang disusun sangat rapat. Rumah adat ini memang tidak digunakan untuk tempat tinggal, tapi digunakan sebagai tempat bersantai keluarga.

5. Rumah Adat NTB Bale Jajar

Rumah Adat NTB Bale Jajar

Suku Sasak yang punya derajat ekonomi cukup baik di masyarakat biasanya tidak tinggal di rumah Bale atau Bale Lumbung.

Mereka akan membangun rumah yang lebih besar dan muat ditempati banyak anggota keluarga, namanya adalah Bale Jajar.

Bentuk rumahnya memanjang ke samping dan dibangun berjajar di kanan dan kiri jalan.

Bale Jajar dibangun dengan material kayu untuk dindingnya. Bagian atapnya masih sama dengan jenis rumah adat lain yang menggunakan ilalang atau rumbia kering.

Bangunan ini punya bentuk atap yang mirip rumah zaman sekarang. Kamu bisa menemukan beberapa ruangan di rumah ini yang punya fungsi berbeda.

Misalnya bagian serambi yang biasa disebut sesangkok, yang berfungsi sebagai ruang keluarga dan pusat aktivitas di dalam rumah.

Lalu ada sudut rumah yang bernama Sambi untuk menyimpan bahan makanan.

Keluarga dengan ekonomi yang bagus biasanya juga melengkapi rumah ini dengan Berugaq Sekenam di belakang dan Sekepat pada bagian halaman depan.

6. Rumah Adat Bale Tani

Rumah Adat Bale Tani
asset-a.grid.id

Bale Tani adalah rumah adat yang dimiliki suku Sasak di Lombok. Suku ini menggunakan Bale Tani sebagai tempat tinggal. Rumah adat Bale Tani bentuknya memang cukup sederhana dengan 1 pintu kecil dan tanpa jendela.

Material konstruksinya pun juga masih menggunakan anyaman bambu sebagai dinding dan jerami kering sebagai atapnya.

Kalau kamu biasa melihat rumah di perkotaan yang menggunakan lantai keramik, lain halnya dengan Bale Tani. Rumah di perkampungan Sasak ini biasanya menggunakan campuran tanah liat dan kotoran kerbau.

Heran, bukan?

Tapi campuran 2 bahan ini ternyata bisa membuat tanah liat mengeras, bahkan kekerasannya hampir mendekati lantai dari semen.

Rumah Bale Tani punya 2 ruang utama. Ruang yang ada di depan khusus digunakan oleh anggota keluarga laki-laki dan biasa disebut Bale Luar, sedangkan ruang di bagian belakang yang disebut Bale Dalam digunakan oleh kaum wanita.

Bale Dalam juga berfungsi sebagai tempat berkumpul sekaligus dapur.

7. Rumah Adat Istana Sumbawa

Rumah Adat Istana Sumbawa
indonesiatraveler.id

Istana nan megah yang terletak di Kota Sumbawa ini bisa kamu lihat hingga kini. Istana ini dibangun pada masa Sultan Muhammad Jalaludin Syah III.

Kamu jangan berharap akan melihat rumah megah yang terbuat dari beton. Istana ini terbuat dari anyaman bambu dan juga atap jerami. Rumah adat ini berbentuk panggung dengan tiang terbuat dari kayu besar.

Bagian depannya berupa tangga lorong dengan yang ditutupi atap tinggi. Rumah ini pada zaman dulu digunakan sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan dan juga penyimpanan bahan makanan.

Desainnya yang berbentuk panggung memang digunakan untuk menghindari serangan hewan buas atau bencana banjir.

Ternyata rumah adat NTB ada banyak jenisnya, kan? Sebagai provinsi kepulauan tak heran jika masyarakat di sana punya budaya dan rumah adat yang berbeda. Kamu bisa menemukan budaya yang kontras antara rumah adat di Pulau Lombok dan Sumbawa.

Baca Juga :

Bagas Kurnia Prasetyo Hi! I'am Interior Designer @ Ruangarsitek, Senang belajar banyak tentang bisnis & properti. Lover of food, games, words, and cat.
Artikel Lainnya :
                                 
       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *